"Oh.. pantesan dia belum menikah sampai umur segitu, dia pilih-pilih banget sih.."
"yah, gitu deh kalau banyak mauya.. jadi perawan tua"
"apasih yang dicari? kalau ada yang mau yaudah nikah aja"
***
Menurut saya menjadi manusia yang memiliki prinsip adalah hal tersulit kedua setelah menemukan ujung selotip di toples nastar. Yakk... hanya orang yang benar-benar fokus dan kuat menghadapi omongan nyinyir orang yang merasa paling benar dan merasa paling berhak mengatur kehidupan mereka. Padahal nih ya, kadang kita tidak tau apa yang mendasari keputusan seseorang untuk memilih tetap sendiri ditengah terpaan undangan nikahan kawan dan dera pertanyaan "kapan nyusul". Saya percaya bahwa setipa keputusan memiliki alasan yang kuat, bukan melulu soal tidak ada pilihan yang kadang disalahartikan dengan istilah nista "nggak laku" atau "perawan tua". Saya percaya setiap orang itu punya pilihan, bahkan tidak memilihpun juga pilihan,yaitu memilih untuk tidak mengambil pilihan, halah... bingung!
Memilih untuk sementara waktu menunda dan menjaga hati sampai bertemu dengan orang yang tepat adalah hal yang tidak mudah sodara-sodara. Siapa sih perempuan yang nggak pengen membina keluarga bahagia bersama sang jodoh idaman? perempuan mana yang kuat berlama-lama sendiri ditengah keceriaan kicauan sikecil anak teman saat reunian? nggak gampang gengs!
Saya justru mengapresiasi mereka yang memiliki prinsip dan standar khusus untuk pasangannya, karena berarti mereka mampu mengukur diri mereka dan tau betul bagaimana pasangan yang bisa mengimbangi mereka. Saya rasa wajar ketika seorang perempuan mengidamkan laki-laki yang mapan, sholeh dan penyayang, ya meskipun habitatnya sudah mulai langka dimuka bumi ini, Tapi pastinya mereka memiliki prioritas kriteria mana yang harus di utamakan. Nah sambil dalam penantian si jodoh idaman itu, mereka terus berbenah dan memantaskan diri, karena janji Allah "laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan sebaliknya".
Jadi yes, sebaiknya mari kita tahan pertanyaan-pertanyaan, semacam:
"kapan nikah"
"mana undangannya"
"kapan nyusul"
"nunggu apalagi sih"
karena menurut saya pertanyaan itu hanya akan melukai hatinya, karena kita tidak tahu sudah berapa kali dia menjawab pertanyaan yang sama, bosen... sisss..., sampe bingung mau jawab apa lagi. Apalagi kalau bertanya saat keluarga besar sedang berkumpul, duh... berat beban hayati bangg...
***
Saya sangat menghargai pilihan mereka untuk tetap menjaga hati, karena hal itu jaaaauh lebih baik daripada genit sana sini, meladeni godaan murah dari setiap laki-laki, dan yang pada akhirnya hanya akan menurunkan harga diri. Mencari jodoh itu bukan soal seberapa cepat, atau seberapa laku kita dimata orang, tapi bagaimana kita mencari seseorang yang selevel, seiman dan seimbang, mau lihat dilevel mana dirimuuuu? tengok pasanganmu.... *ngelirikpaksuami
Belajarlah dari produk branded terkenal, mereka jarang sekali memberikan discount untuk menarik customer, karena mereka sibuk untuk meningkatkan kualitas, karena mereka percaya bahwa kualitas akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para customernya. Jadi meskipun harga lebih mahal dan tanpa discount, produk mereka akan tetap laris diserbu pembeli, selain itu kualitas produk akan otomatis menyeleksi level customer yang datangapakah mereka dari level menengah kebawah atau menengah keatas, apakah mereka mengutamakan kualitas atau harga murah meriah, apakah mereka paham betul tentang kualitas sehingga nggak kaget dengan bandrol harganya. Setuju?
Kalau disebut perempuan pemilih, ya nggak masalah.. menyeleksi calon itu kan perlu pilih-pilih, bukan asal lempar dadu nomor berapa yang keluar lalu dinikahin tho? Memilih jodoh juga nggak perlu memiliki target ketat harus nikah umur 27 tahun, santai aja.. serahkan pada sang Maha Pengatur, karena kadang-kadang manusia itu suka sekali mendikte Allah dalam doanya, iya apa iya...?
Jodoh itu datang tepat pada waktunya, tidak pernah terlalu cepat atau terlambat, yang membedakan adalah bagaimana cara kita dalam memalui prosesnya. Ada beberapa orang yang beruntung karena mememukan jodoh mereka lebih cepat, dan ada beberapa orang yang lain perlu berproses lebih lama untuk menemukan jodohnya, jangan dikira saat kita menikah dengan seseorang lantas otomatis mereka telah berjodoh, tapi jodoh itu mereka bangun, memperbaiki yang buruk, membenahi yang salah sehingga akhirnya mereka menjadi berjodoh karena proses yang dibangun. Jadi, jika menginginkan jodoh yang "ready stock" memang harus bersabar, karena jumlahnya langka dan banyak peminatnya. Jika mau berproses bersama, maka akan lebih mudah untuk menemukannya karena sistemnya PO sis, bwahahaha...
Okelah, intinya saat kita belum menemukan jodoh yang tepat, teruslah berhusnudzon pada Allah, terus memperbaiki dan memantaskan diri untuk mendapatkan sang jodoh idaman. Saat bertemu teman dan saudara siapkan template jawaban dan senyuman untuk menghadapi terpaan pertanyaan kapan kirim undangan.
Yaudah gitu aja, tetap semangat kawan!
No comments:
Post a Comment