Kali ini saya menuliskan ini dengan sedikit emosional sekaligus curhat ala emak-emak working mom. Beberapa kali saya baca tulisan tentang pandangan negatif bahkan cenderung menyudutkan, sedih... rasanya! Banyak yang beranggapan bahwa working mom adalah perempuan yang ambisius, mengejar eksistensi dan nggak nrimo, bahkan beberapa orang mengangkap working mom adalah perempuan yang egois dan nggak sayang keluarga. Apakah memang benar seperti itu? yuk kita lihat sisi lain seorang working mom...
Saya adalah working mom dengan satu anak umur 1 th 8 bln, saya meninggalkan anak tiap pagi sampai malam sejak anak saya umur 3 bln, jangan tanya soal perasaan saya.... mungkin orang melihat saya sebagai seorang ibu yang tega meninggalkan anak dengan pengasuh yang notabennya adalah bukan keluarga dekat. Kok tega ya? kok nggak kasihan anaknya ya? kok egois banget ya? ah.. saya sudah kenyang dengan statement seperti itu, padahal mereka tidak tau apapun tentang saya dan anak saya. *jadi mewek kannnn.... T_T
Setiap bangun pagi saya merasa sangat terbebani, harus buru-buru masak untu anak dan keluarga dan bergegas pergi ke kantor. Sebelum berangkat saya membisikkan lirih pesan dan doa-doa ditelinga anak saya,
"dek , bunda kerja dulu ya.. nanti malam bunda pulang, kita main lagi ya... adek di rumah jadi anak yang sholihah, pinter, dan jangan rewel... maem yang banyak, minum susu yang banyak dan sehat terus ya.. Allah yang akan jagain adek..."
Lalu saya bisikkan surat Al Fatihah dan sholawat di telinga kecilnya, sambil saya menghibur diri bahwa dia akan baik-baik saja, dia akan sehat-sehat saja dan dia akan tetap jadi anak yang ceria meskipun ayah bundanya tidak selalu disampingnya. Dan ketika saya berangkat berkerja, sepanjang jalan hati saya selalu berdoa untuknya, karena saya yakin tidak ada penjagaan dan perlindungan yang lebih baik selain perlindungan dan penjagaan Nya. Ya, itu saya rasakan setiap hari, setiap saya berangkat kerja, sedangkan disisi lain orang menganggap saya adalah orang yang tidak punya hati karena meninggalkan anak saya dengan orang asing. Belum lagi saat sepanjang hari di tempat kerja saya harus bergelut dengan kekhawatiran-kekhawatiran yang membuat saya tidak tenang, tapi saya selalu menenangkan hati saya dengan sholat dan berdoa.
Saya memutuskan untuk bekerja bukannya tanpa alasan, kami berdua memiliki orang tua yang sudah memasuki usia senja, kami tidak tega melihat orang tua kami bekerja, jadi selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami, kami juga mengirimkan uang untuk orang tua kami. Kapan lagi kami bisa membalas budi meskipun tidak akan pernah sebanding dengan jasa-jasa orang tua kami. Selain itu biaya hidup di Jakarta tidak murah, pernah kami menghitung-hitung jika suami saja yang bekerja sedangkan saya mengurus anak di rumah, tapi jujur banyak hal yang tidak bisa tercover, belum lagi kami tidak bisa menyisihkan biaya pendidikan untuk anak nantinya. Yah sudahlah, mungkin saat ini kami memang harus berjuang dulu, bukan hanya saya dan suami, tapi juga anak kami.. dan kami percaya Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana.
Sediiih bacanya..... :(
No comments:
Post a Comment