Pada awalnya saya juga nggak percaya sih, hahah, mana bisa anak jadi patuh dan nurut-nurut gitu aja dengan perintah orang tua kalau nggak dikasi instruksi dan runut alias ngomel. Apalagi anak-anak dibawah tujuh tahun yang rentang fokusnya masih terbatas. Disuruh beresin maian, eh ketemu buku, jadi lupa beresin karena mampir baca buku dulu. Jadi harus sering-sering diingetin, hayoo fokus, dek tapi bunda suruh apa? Dek tugasnya sudah beres apa belum?
Eh tapi bukannya orang dewasa juga begitu ya, mudah sekali terdistraksi terutama oleh smart phone. Nyetrika sambil nonton drama korea, eh drakornya kelar 2 episode tapi setrikaannya belum beres wkwkwkwk
Jadi ternyata orang yang tidak memiliki kebiasaan baik biasanya juga akan cenderung menunda-nunda pekerjaan, ini kaitannya dengan ketidakmampuan anak untuk menunda kesenangan, dan kalau ditelaah lebih dalam lagi ternyata disebabkan karena ketidakmampuan anak menentukan prioritas dan membedakan mana kewajiban dan mana kesenangan
Jadi memang ya, kebiasaan baik itu harus dilatih dan dibiasakan sejak kecil, orang tua harus memilihkan kebiasaan yang baik untuk anak seperti sebuah rel yang disusun rapi agar sebuah kereta dapat meluncur dengan lancar dan cepat. Peletakan rel ini sungguh tidak mudah, perlu kehati-hatian yang tinggi serta konsistensi yang tak ada habisnya. Karena orang tua harus terus memastikan bahwa kebiasaan tersebut dilaksanakan dengan baik hingga benar-benar membentuk habbit yang sulit untuk diubah.
Menurut Charlotte Mason, kebiasaan yang sudah tertanam dengan kuat akan sangat memudahkan orang tua dalam mendidik anak. Setiap harinya rumah tidak perlu terdengar lagi teriakan, bentakan dan omelan karena anak-anak dengan senang hati dan ringan dalam melakukan kewajibannya. Kebiasaan ini bisa menjadi 10 kali lebih kuat daripada nature, yang tidak akan mudah hilang atau terganti dengan kebiasaan baru.
Jadi, bisakah orang tua mendidik anak-anak untuk patuh terhadap kewajibannya tanpa bentakan dan teriakan? Jawabannya bisa banget! Mungkin tidak mudah, tapi juga tidak mustahil. Bismillah bisaa
No comments:
Post a Comment