Pernah teman saya
bertanya, ngapain sih nulis-nulis di blog kaya gitu? Apa manfaatnya? Terus siapa
yang baca?
Menulis merupakan hal
yang sangat menyenangkan bagi saya, selain bisa sharing tentang berbagai hal,
saya juga bisa mengikat ilmu saya di blog ini. Ada sebuah pepatah mengatakan
bahwa “Ilmu itu buruan, dan tulisan itu pengikatnya. Maka,
ikatlah buruan itu dengan tali yang kuat.” Nah, dijaman yang serba canggih ini manusia semakin
mudah mengakses berbagai ilmu tanpa harus membawa buku-buku tebal, tapi cukup
dari HP, tablet, laptop dll. Menulis memiliki banyak manfaat untuk si penulis
maupun pembaca, untuk blog writer seperti saya, semakin
banyak menulis semakin terasah otak saya untuk mengurai kata demi kata menjadi
sebuah tulisan, tapi terlepas dari itu saya selalu “happy” saat menulis karena
mungkin passion saya memang disini. Dari sisi pembaca, sebuah tulisan yang
berkualitas dapat memberikan tidak hanya satu ilmu baru, tapi bisa lebih banyak
lagi ilmu yang kita dapatkan dari sebuah tulisan. Setidaknya kita bisa belajar
dari pengalaman si penulis tentang hal yang di share dalam tulisannya. Lalu
kenapa judul postingan ini adalah “jangan meremehkan kekuatan sebuah tulisan?”
karena saya pribadi memiliki pengalaman yang unik tentang hal ini, saat saya
membaca sebuah tulisan yang di share di wall fb teman saya, saya sangat tertohok dengan sebuah tulisan yang
menceritakan tentang seseorang pebisnis dari Jogjakarta yang mengalami
kesulitan dalam mengatur jadwal meeting dengan kliennya di Jakarta yang
berbeda-beda hari. Dikarenakan keterbatasan biaya pebisnis tersebut kerepotan
mengatur budgetnya, dia berharap meeting dengan tiga orang klien tersebut bisa
dijadikan satu hari saja sehingga dia tidak perlu menginap, tapi apa daya
kliennya adalah para pemilik perusahaan besar yang memiliki jadwal padat, jadi
mau tidak mau dia yang harus menyesuaikan jadwalnya. Lalu dia curhat ke
temannya tentang permasalahannya itu, dan temannya hanya menyarankan “jika kamu
ingin urusanmu lancar, maka perbaiki jadwal sholatmu, jangan ditunda-tunda dan
sholatlah tepat waktu”, pada awalnya dia bingung mendengarkan saran dari
sahabatnya itu, apa hubungannya antara jadwal sholat dan jadwal meeting? Tapi tidak
ada salahnya juga mencoba saran yang baik. Setelah seminggu dia mencoba
memperbaiki jadwal sholatnya, benar saja dia di telephon oleh sekretaris ketiga
klien tersebut untuk reschedule, dan amazingnya mereka meminta reschedule di
hari yang sama di jam yang berbeda. MasyaAllah…. Pebisnis tersebut akhirnya ke
Jakarta hanya sehari tanpa menginap.
Setelah membaca tulisan
tersebut saya benar-benar merasa “dicubit”, mungkin urusan saya banyak yang
berantakan karena saya sering menunda-nunda sholat dan lalai terhadap kewajiban
saya. Dari tulisan tersebut saya mengambil hikmah bahwa jika kita ingin segala
urusan dan rizki kita lancar maka utamakan sholatmu, maka Allah akan
memprioritaskan urusanmu. Mulai saat itu juga saya memperbaiki sholat saya,
berusaha tepat waktu dan mendahulukan sholat sebelum bepergian. Alhamdulillah,
hidayah dapat datang dari mana saja.. termasuk dari tulisan kita… InsyaAllah
gambar dari sini
Kita tidak pernah tahu
siapa saja yang akan membaca tulisan kita, berapa orang yang berubah setelah
membacanya, berapa orang yang terinpirasi, berapa kebaikan yang kita tularkan,
dan berapa orang yang memperbaiki diri karena mendapat hidayah. Jangan pernah
meremehkan kekuatan sebuah tulisan, tetaplah berkarya, teruslah menulis, siapa
tahu tulisanmu menjadi amal jariyahmu kelak. Amin.
sepakat sekali dengan tulisan mbak...
ReplyDeletesaya bangeet....
terimakasih atas atmosfernya biar lebih giat lagi menulis
Sama-sama mbak, yuk sama-sama saling menyemangati... :)
Delete